Miris, Ini Perbedaan KRL Zaman Dulu dan Sekarang
Kereta Rel Listrik atau KRL telah menjadi transportasi pilihan masyarakat Jabodetabek untuk bepergian. Kenyamanan dan kelengkapan fasilitas KRL sangat memudahkan masyarakat dalam menggunakan moda akomodasi ini.
Namun bagaimana dengan KRL zaman dulu? Bahkan untuk membahas fasilitas rasanya sangat berbanding terbalik dengan sekarang. Berikut perbandingan KRL zaman dulu dan sekarang yang berubah drastis.
1. Kondisi Gerbong KRL
Kondisi gerbong KRL zaman dulu sangat miris. Tak hanya penumpang yang dapat memasuki gerbong KRL, melainkan para pedagang dan hewan pun bisa masuk tanpa memperdulikan kenyamanan penumpang. Sangat berbanding terbalik dengan keadaan zaman sekarang. Di mana kondisi di dalam KRL sangat mementingkan kemanusiaan dengan tersedianya kursi khusus ibu hamil, penyandang disabilitas, dan gerbong khusus wanita. Selain itu, gerbong dirombak sedemikian rupa demi kenyamanan penumpang dengan didukung fasilitas yang memadai.
2. Kapasitas Penumpang KRL
Kapasitas penumpang KRL zaman dulu tidak ada batasan. Bahkan penumpang yang tidak mendapat tempat di gerbong kereta akan bergelantungan di pintu kereta. Lebih sadisnya, mereka akan naik ke atap kereta dan duduk tanpa pengaman. Namun sekarang, kapasitas penumpang sangat diawasi oleh petugas kereta di setiap gerbong. Sehingga tidak ada yang bergelantungan meski keadaan sesak karena berhimpitan saat jam kerja kerap terjadi.
3. Tiket Kereta
KRL zaman dulu menggunakan tiket kertas sebagai syarat transaksi
untuk naik kereta. Tiket kertas ini hanya berlaku sekali perjalanan. Lain
halnya dengan zaman sekarang. Kartu elektronik diberlakukan sebagai syarat transaksi
naik kereta. Sebelum menggunakan kartu multi trip, pengguna KRL
menggunakan kartu THB (Tiket Harian Berjaminan). Namun kartu THB sudah dihapus
oleh PT KCI pada 25 Maret 2021 lalu. Selain menggunakan kartu multi trip,
pengguna KRL juga dapat menggunakan kartu emoney sebagai syarat naik
kereta. Kini saldo untuk sekali perjalanan mengalami kenaikkan menjadi Rp5.000
yang sebelumnya hanya Rp4.000.
Setelah mengetahui perbedaan KRL zaman dahulu dan sekarang, pengembangan
fasilitas dan peraturan perlu diacungi jempol. Mengubah dan mengarahkan masyarakat
ke situasi baru bukan hal mudah, namun dengan perkembangan zaman, masyarakat lebih
sadar pentingnya kenyamanan dan keamanan transportasi publik.
SK
Komentar
Posting Komentar